AKU BUKAN PENGHIANAT
Masa lalu terlalu pilu
Mencipta ragu
Akankah masa depan jadi mampu
memelukku yang malu
sebab kerap ditiduri cerita buntu
Masa lalu
Telah menjadi hulu
bagi kecemasanku
Tapi, begitu
Masa depan, mohon maafkan
Engkau sungguh pengertian
Pada masa lalu tak kuinginkan penghianatan
Masa lalu
Engkau bagian dari aku dari dulu
Mari bersamaan dalam haru
Menggandeng masa depan di ujung pintu
Ia menunggu
Yogyakarta, 16 Jumadil Awal 1439
REALISTIS
Timbul kernyitan dahi
Atas realita yang dihadapi
Mundur artinya cita-cita mati
Maju artinya cita-cita dikuliti
Aku seorang idealis yang tersakiti
Kini
Mencoba membenahi diri
Yogyakarta, 1-2 Jumadil Awal 1439
KEPADA TUAN
Aku pelacur yang kemarin
Engkau temui di serambi musala
Aku pelacur yang hendak kembali
Tapi memilih melarikan diri
Tidak sampai hati
Bersanding dengan tuan
Dunia ini begitu keji
Semoga akhirat menjadi jawaban
Yogyakarta, 5 Jumadil Awal 1439
___
Perasaan :
Ada rasa syukur luar biasa yang ingin kusampaikan. Alhamdulillah, terima kasih ya Rabb. Terlalu banyak pribadi silih berganti memberi inspirasi, dengan berbagai jalan, dengan berbagai pengalaman. Indahnya, betapa banyak tulisan menjadi tumpah ruah (meskipun tidak sekencang biasanya) sebab beberapa teman menjadi alasan.
Bukankah menyenangkan?
Apapun keadaan, sejatuh-jatuhnya perasaan, masih diberi kesempatan menemukan satu-dua kebaikan yang menjadi alasan kebahagiaan. Terima kasih, impulsnya.
Ahimsa Wardah
Related posts
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan
Kategori Tulisan
- Bahasa (12)
- Buku (14)
- Catatan Perjalanan (29)
- Drama atau Filem (11)
- Kontemplasi (34)
- Museum (4)
- Opini (13)
- Organisasi (34)
- Perempuan (12)
- Sastra (4)
- UGM (27)
- Umum (171)
Terhubung