Kisah 1001 Fajar
Puisi, Cerpen, dan Semacamnya

CERPEN “Jarak 30 cm”

Panas banget. Capek. Pegel. Oh, no!
                Siang-siang yang harusnya kita “aku(Lastri),Paiyem,Paijem,dan Tumini” gunain buat tidur,makan,tidur,makan,tidur, malah harus dipakai buat ngerjain tugas meliput berita. Agggh! Asdfghjkl!! Awalnya kita mau ngliput berita tentang spanduk ‘Dimanapun Preman Adalah Sampah’  yang ada dijalan *piiip* karena menurut kita, kalimat ini melanggar hukum, pasalnya kalimat itu sangat menyakitkan bagi para preman, bukankah preman juga manusia? Tapi disitu malah dikatai sampah,padahal para pembuat spanduk tidak tahu apakah si preman rajin mandi atau tidak, eh malah ngawur dikatai sampah-_-

                Tapi sayangnya tidak sesuai rencana, ternyata spanduknya udah dilepas. Piyewi-_- Tapi Alhamdulillah Allah member kita penerangan, dijalan itu juga ada beberapa buruh yang sedang mengerjakan jalan yang diberi penyerap air untuk mencegah adanya genangan air di jalan. Akhirnya kami memutuskan untuk meliput berita ituu… Jeng-jeng,tugas selesai. Akhire awak dewe cah papat bali.

                Dari rombongan itu, aku satu-satunya yang menaiki sepeda, jadi untuk menjaga kekompakan, aku memilih menuntun sepeda ini. Di sebuah jalan menurun aku memutuskan untuk lebih dulu berjalan menaiki sepeda. Tapi belum sampai ujung, 3 cewek itu meneriakiku bahwa dikursi boncenganku ada ‘botol minumnya Paijem’ sehingga membuatku harus menoleh ke belakang beberapa saat.

                Tik. Tik. Tik. Aku tidak merasakan waktu berjalan.

                Semua terasa begitu cepat.

                “LASTRIIIIIIIIIIIIII!!” “AWASSSSSSSS!” teriakan itu yang kudengar, sesegera mungkin kuarahkan kembali kepalaku kedepan. Aku mengerem sepeda……….

                Betapa kusadari disampingku berdiri bus dengan jarak 30 cm. Tek,tek,tek. Sopir bus meneriakiku macam-macam. Oke,ya ini salahku. Aggh!! Jantungku ingin copot. Tuhaan. Allah, masih kau biarkan aku hidup.. Alhamdulillah.. Aku selamat!!

Hari ini itu terjadi. 16 April 2013.
Aku mengalamingnya. Dan aku takkan melupakannya. Today is unforgetable. But today is a the best gift. Thanks God, you’re my hero! -Wardah- with Kikong,Mamel,Awe :))

Related posts

Puisi: Rasa

Ahimsa Wardah
9 tahun ago

Kita Melakukannya Bersama-sama

Ahimsa Wardah
9 tahun ago

Puisi: Ketika, Kurasa, Kau tau

Ahimsa Wardah
9 tahun ago
Exit mobile version