Pukul 02.00 WIB kira-kira saat kutengok jam dinding kala itu.
Entah apa yang membangunkanku, mungkin suara hewan malam yang sayup-sayup, atau entahlah…aku enggan memikirkan apa yang terjadi belakangan ini. Tidak sepenting….pe-er. Mataku segera mencari-cari buku pe-er, seingetku sih bakal dikumpul pagi nanti. Arggh.. Aku tidur terlalu gasik. Matematika, nggak bosen-bosennya ngasih pe-er. Aku mengutuk soal-soal di depanku (mau bilang ‘ngutuk gurunya’ takut dosa). Seharusnya sekarang aku masih bersenang-senang dengan mimpiku, tapi nyatanya ‘tugas rumah’ membangunkanku.
Aku menulis dengan kesal dicampur kantuk yang berkepanjangan-_-

Tulisanku bak cakar ayam (piyewi?!), aku memainkan bolpenku bak dancer gadungan.  Tiba-tiba aku salah menulis, dan seperti yang kalian fikirkan, aku segera mencari ‘tip eks (piye tulisane?) atau label harga (ini yang biasa digunakan anak-anak sekolahku)’. Karena aku yakin tidak memiliki tip-x, maka aku memutuskan menggunakan label harga, memang sih aku tidak memilikinya, tapi Nisa (teman sebangkuku di kelas) kan punya?

Aku telah menyiapkan pertanyaan pada Nisa ‘Nis,boleh minta label?’sejenak aku teringat AKU SEDANG DI RUMAH, NISA JUGA DI RUMAHNYA. Oh iya, kalau gitu aku sms Nisa aja,pikirku. Aku telah mengambil handphone yang kuletakkan diatas kasur. Tapi beberapa detik sebelum aku mengetik pesan itu, aku mengutuk diriku sendiri ‘Apakah otakku masih berkerut karena kantuk? Siapa orang yang mau pergi ke rumah temannya yang berjarak lebih dari satu kilometer pada pukul 02.00 pagi hanya untuk mengantarkan sebuah label harga?!!’ Aku do-ol banget sih >.<
Sampai di sekolah aku menyebarkan “aib buruk yang gila dan do-ol ini”
Demi Tuhaaaaaaaaan…….bum jederr door booom ctarrr membahanaaa…….setidaknya aku masih menyadari “kedo-olanku”