Assalamu alaikum warohmatullohi wa barakatuuuh *salam ala Wendy sambil kepalanya ngangguk-ngangguk kaya burung pelatuk yang bawa payung*
Kembali lagi bersama gue..ehem saya..Farhat Abiis dalam acara Empat Bibir (soalnya Empat Mata udah main stream, lagian kalau ‘bibir’ kan lebih sexy kedengerannya. Yakan?). Farhat punya sebuah cerita dari pengalaman om-nya tetangga, sebut aja si om ini namanya Tejo. Begini ceritanya:
Pada suatu siang yang panas, Tejo sedang berjalan sepulang dari mengantar putrinya sekolah. Saat sedang berjalan, tiba-tiba sebuah mobil BMW keluaran terbaru melintas dan menyerempet Tejo. Seketika tubuh Tejo jatuh terhempas, namun alhamdulillah wa syukurillah ia tidak apa-apa dan sadar.
Pemilik mobil tersebut tidak keluar dari tunggangannya, ia hanya membuka kaca jendela mobil, menatap sebentar, lalu berkata angkuh, “Maaf saya DPR, niih…” sambil melemparkan uang piiip rupiah ke arah Tejo.
Tejo menatap lelaki di dalam mobil itu. Diam. Lelaki itu bergegas membawa mobilnya pergi meninggalkan Tejo. Saya tau apa yang anda fikirkan adalah apa yang saya fikirkan.
Bagaimana mungkin seseorang yang mengaku wakil rakyat melakukan tindakan seperti itu? Apakah layak seorang abdi negara berperilaku seperti itu? Dengan santai dan tenang mengatakan dirinya DPR namun juga dengan angkuh berbuat seperti itu kepada masyarakat? Pantas bangsa ini tidak maju-maju, pemerintahnya saja dikuasai oleh kumpulan tikus-tikus got yang sok-sokan.
Bukan. Saya bukan membela om Tejo kok. Saya juga bukan membela om tetangga saya. Juga bukan karena tetangga saya itu tiap hari ngasih makanan. Bukan begitu. Saya yang sama-sama seorang warga Indonesia, sama-sama rakyat, merasa diobrak-abrik hatinya. Jleb.
Para rakyat sudah mempercayakan pemerintahan kepada beliau-beliau, mohon jangan dikecewakan. Kami percaya. Maka gunakan kepercayaan itu. Ojo dumeh!
Wassalam.

Farhat Abiis

*Cerita ini asli, suer! Tapi hanya beberapa hal yang saya ubah. Tapi zumpaah alurnya sama kok, cc: para wakil rakyat 🙂