Assalamu alaikum wr. wb.
            Halo, disini saya bukan sebagai Ahims- W-rd-h Sw-deshi. Kenalin, nama gue ‘Farhat Abiis’. Seperti biasa gue pengen mengkritik sesuatu yang selama ini gue rasa sebagai bentuk kriminalitas yang dilakukan oleh makhluk hidup terkejam di dunia ini: tikus.
            Gue ga tau harus mulai dari mana kisah ini.
            Populasi tikus, jujur aja selama ini gue ngerasa mereka adalah pengganggu. Hidup gue rasanya ga bahagia kalau ada mereka. Terkadang gue berharap gue dilahirkan ke dunia dengan kekuatan super, gue berharap gue punya alat yang bisa dipejet-pejet dan muter-muter kaya yang di televisi gitu yang bisa merubah gue jadi power ranger pink! Gue pengen bisa nembakin seluruh anggota keturunan tikus.
            Semua imajinasi gue itu bener-bener kejadian di dalam mimpi gue di suatu malam. Tidur gue emang gak nyenyak waktu itu, gimana enggak, di almari gueyang di kolongnya jadi sarang tikusada suara cit cit cit, kayanya para simbol koruptor itu lagi pada ngerayain pesta deh. Gue bukannya nuduh tanpa alasan, teganya mereka ngambil soal-soal gue dari sekolah dan disobek-sobek, berarti kan mereka emang lagi ngadain pesta kan? Kurang hajar, mereka emang koruptor, gak minta proposal, parahnya lagi gak ngasih uang buat gantiin kertas gue itu (alhasil gue fotokopi lagi itu soal punya temen gue).
            Nah, walaupun awalnya telinga gue terganggu, tapi akhirnya gue bisa tidur pules. Meskipun begitu, alam bawah sadar gue masih aja dihantui sama tikus-tikus keparat itu. Sempet-sempetnya mereka masuk ke dalam bunga tidur gue. Mereka selo banget sih!
            Tapi sumpah mimpi gue ini keren sekeren-kerennya mimpi!!
            Gue bahkan sangat berambisi supaya mimpi gue yang Cuma beberapa menit itu difilmkan, pasti anak-anak pada suka.
             Jadi, di mimpi gue, gue beneran dilahirkan sebagai seorang pahlawan. Gak tau sih itu pahlawan apa. Bentuknya sih kaya superman tapi bajunya warna kuning dan gak pake celana dalem di luar. Terus di situ gue juga pake topeng penutup mata yang warnanya pun kuning. Dengan kekuatan yang luar biasa itu, gue berhasil ngangkat almari yang ada dikamar gue, daaaan dengan pistol (bentuknya sih kaya punya adek sepupu gue) gue tembakin seluruh tikus-tikus yang lagi dugem di sana. Tawa gue meledak-ledak! Itu adalah saat paling berharga dalam hidup gue. Mungkin perasaan gue saat itu sama kaya apa yang dirasakan oleh Pak Soekarno setelah usai membacakan proklamasi kemerdekaan.
            Sayang seribu sayang, harapan gue gugur begitu aja. Ternyata oh ternyata, semua yang gue laluin di malam itu hanyalah mimpi belaka. Ancur, sakit, hati gue ditusuk-tusuk. Gue kecewa!! Maka dari itu, gue nulis ini memohon kepada pemerintah yang baru, supaya bisa segera menangani kasus ini. Gue pengen si tikus dihukum sekejem-kejemnya! Gue gak butuh pertanggung jawaban dari dia. Andai kalian tau, mereka sekarang berkeliaran everywhere tapi gak ada yang peduli. Padahal banyak orang terutama gue, yang merasa amat sangat dirugikan dengan kehadirannya.
            Sekali lagi, mohon pemerintah tanggap!
            Maaf apabila dari tadi saya menggunakan kata ‘gue’, maklumlah anak Jakarta ini.
Waalaikum salam wr. wb.
 Farhat Abiis