Benar mungkin kata orang, tempat yang enak akan membuat si empunya tempat mau ngapa-ngapain jadi uwenak. Kuimani slogan-slogan di bangunan sekolah dulu, jagalah lingkungan sekolahmu supaya kamu bisa belajar dengan nyaman.

Rumahku, khususon kamarku, yang mungil dan kondisinya tengil kurasakan betul-betul seringnya cuma jadi tempat tidur yang malah menjauhkan diri dari produktivitas. Bangun pagi niatnya mau ngerjain apa kek gitu, masuk kamar eh malah jadi ninabubu. Hadeuuu.

Maka, memang menjadi sebuah kemewahan hari ini, aku bisa “lumayan” produktif di kamarku yang maha menggoda untuk rebahan.

Belum lama sih sebenernya aku berniat mempercantik kamar yang kuhuni ini. Pasalnya sebelumnya kan aku nggak punya kamar. Dulu bobok sama Eyang di rumahnya (terpisah dari rumah bapak ibu), lantas pasca Eyang sudah berpulang tidak ada kamar tersisa untukku di rumah. Baru beberapa waktu lalu diaturlah kamar dek Juang jadi kamarku sekarang, selanjutnya dia yang gantian menempati kamar Eyang di rumah Eyang.

Uwuwuu. Payahnya, kamar baru belumlah menjadi pembangkit semangat kerja baru. Aktivitas yang paling kerap dilakukan di rumah masihlah sama dan bahkan tambah giat saja. Yakni, rebahan. Sebab aktivitas lain yang lebih produktif kadang hanya bertahan sebentar kulakukan karena (dalihku) saking kurang mendukung tempatnya. Sewaktu mengerjakan tugas atau nyicil tugas akhir, udah nguap-nguap terus mulutku bawaannya. Baca buku sedikit, matanya kriyip-kriyip. Nonton film pun kadang sampai bisa kebawa ke mimpi gegara ketiduran. Ya, emang bikin nyaman sih di rumah tuh. Tapi nyamannya itu nyaman yang bikin mageran. Semacam nyaman sama kamu, nyaman yang menimbulkan keterlenaan. Asekkk, wkwk nggak ding.

Makanya beberapa waktu terakhir, tiap pengen berprogress mengerjakan tugas akhir, aku memilih keluar rumah. Ngikutin usul beberapa teman pergi ke perpustakaan atau learning centre, atau ngajak atau diajak beberapa dari mereka nyicip suatu tempat baru, atau malah pergi ke museum. Pokoknya cari tempat yang bikin bisa fokus, yang suasananya mendukung.

Bareng Atimsky dan Zulfasky
Ngelawak sih ini janjian ngerjain skripsi aku malah lupa bawa laptop huwaaa, walhasil minjem punyanya Zulfa yang emang dah kelar kuliahnya wkwkwkwkwk
Bareng Ijah sang bu dosen luv nyobain Tamansari Cafe, enak tjuy tempatnya

Lalu hari ini tadi, sebenernya aku sudah pengen ke perpustakaan kampus, tapi qodarullah kok ya tumben udah full di-booking (fyi, sekarang kalau mau ke perpustakaan UGM harus booking tempat dulu). Temen-temen yang biasanya barengan cari tempat di luar juga pas berhalangan. Dan parahnya lagi, karena semalem tidur suwangat suwangat suwangat malam, jadilah paginya aku kebablasan. Habis shubuh tidur lagi dan bangunnya siang sekali. Padahal di jam itu sesungguhnya kutargetkan untuk sudah pergi keluar rumah biar nanti punya waktu yang cukup. Tapi, yah gimana yah sudah terlanjur ketiduran.

Tentu, mood-ku tadi pagi sudah mulai memburuk. Semacam kecewa dengan diri sendiri.

Hanya saja buru-buru kutepis dengan beberapa upaya produktif, yakni mencuci baju, membaca satu jurnal sampai khatam, menyicil laporan kegiatan di museum, dan beberapa hal lain. Kupikir, itu didorong semacam perasaan ingin balas dendam. Hehehe.

Atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, juga rasa terima kasihku kepada diriku sendiri hari ini, usai berkeliling kota seperti biasa, aku mampir ke sebuah toko alat tulis yang sering bikin kantong menjerit tiap pergi ke situ. Mana lagi kalau bukan Toko Merah, salah satu toko alat tulis favorit orang-orang yang tinggal di Jogja. Muehehe, hari ini aku ingin mengapresiasi diriku sekaligus mencoba berinvestasi kecil.

Aku membeli dua pasang cagak buku (istilah yang kubuat sendiri karena gatau apa sii itu namanya hueee) dan sebuah binder elegan lengkap dengan isinya. Ini bisa dibilang spontan kulakukan, tapi juga nggak. Hehe, aku udah lama pengen, cuma nggak segera terjalankan karena kelamaan mikir, “Emang urgen banget buat dibeli, Hims?” wakakak. Maafkan, pahamlah yaaa isi kepala seorang mahasiswa yang belum punya banyak pundi pemasukan.

Akhirnya, hari ini kumantapkan hati membeli barang-barang itu tadi. Investasi kecil, kataku dalam hati. Sebuah upaya untuk harapannya bisa sedikit menjadikan kamarku agak kondusif untuk mengerjakan berbagai hal. Iya sih aku cuma nambah cagak buku sama binder, tapi menurutku itu helpful sekali pasti. Insyaallah.

Duh, agak penuh ya bun wkwkwk

Pertama, buku-buku di rumah itu sebenernya nggak muat ditaruh rak-rak yang ada. Selain karena serumah seneng baca buku, terutama Bapak, juga karena hei aku kan penjual buku (yuk siapa mau beli buku??? Promosi malahan WKWK). Walhasil tertumpuk-tumpuk nggak rapi buku itu dan kadang malah bikin males baca, hehe. Adanya cagak buku jadi salah satu upaya untuk deketin buku-buku yang “harus” atau “pengen” kubaca ke meja belajar atau rak di kamarku. Biar bisa memacu semangat membaca, sekaligus keliatan kece gitu sih kalau lagi nge foto spot itu (mon maap wkwk mulai tercium gelagat pansosnya). Juga, aku beli binder, meskipun sebetulnya ada beberapa buku catatan di rumah yang belum digunakan. Melihat diriku dulu dan makin ke sini memang ada penurunan semangat dalam mencatat banyak hal, padahal aku termasuk orang yang mudah lupa dan sangat sangat sangat butuh mencatat. Jadilah, harapannya dengan ada binder yang isinya bisa lepas ganti lepas ganti aku terus tergerak untuk mau mencatat dan menulis hal-hal apa yang perlu.

Intinya, semua investasi kecil itu untuk membantu meningkatkan semangatku. Dan, alhamdulillah, terbukti hari ini aku jadi bersemangat membereskan dan membersihkan kamar. Ya, kalau bersih banget sih enggak, tapi cukuplah untuk meningkatkan semangatku belajar. Bahkan dua-tiga urusan yang lumayan bisa kuselesaikan hari ini.

Fiuh, Sahabat. Bismillah, skuy kita bikin diri sendiri nyaman untuk melakukan berbagai kegiatan. Kata orang, dimanapun dirimu bekerja, semoga di situpun hatimu ada. Eaaaaa.

Yogyakarta, 12 Rajab 1442


Anyway, I’m sorry to be not active in these two weeks. There’s a lot of things I should set up. But believe me, I’ve missed this room so real. And this recent writing hopefully will bring kindness for you, Sahabat, and myself (as a self-reminder). Always wish the best for us 🙂