Ada dua lagu yang menjadi favoritku selama di bangku SMP. Pertama, sebuah lagu dari Sheila on 7. Dan kedua, sama dengan apa yang paling menjadi favorit salah satu sahabatku, Novita.
Wajar bila saat ini, kuiri pada kalian, yang hidup bahagia berkat suasana indah dalam rumah. Hal yang selalu aku bandingkan dengan hidupku yang kelam. Tiada harga diri agar hidupku terus bertahan. (Diary Depresiku – Last Child). Begitu menggugah, begitu membuat spirit bergairah. Banggaku dan kagumku pada pribadi-pribadi yang disebut oleh Tan Malaka, “Terbentur, terbentur, terbentuk!” Mereka yang jatuh dan segera sigap bangun. Mereka yang terpeleset segera sigap bangkit.
Dalam forum-forum besar, dalam aksi-aksi sosial, dalam berbagai lini kehidupan, kutemui pribadi-pribadi mereka yang mau mengambil andil demi menjadikan dunia ini lebih baik.
Mereka dengan semangat-semangat yang mahal harganya membuat orang-orang lemah sepertiku mendamba, “Tolong ajari kami menjadi lebih kuat! Tolong ajari kami menjadi mampu menahan cobaan yang berat! Tolong ajari kami supaya dapat berbagi manfaat selayaknya kalian berbuat!” Dan memang betul, kuputar segala memori hidup, banyak motivasi padaku ditularkan oleh pribadi-pribadi terbentuk itu.
Kubayangkan di tengah hujan kulepas genggaman dari payung yang meneduhkanku sementara waktu. Di balik suara rintik, ada lagu sayup-sayup diperdengarkan padaku, persembahan untukmu: Menatap langkahmu, meratapi kisah hidupmu. Terlihat jelas bahwa hatimu, anugerah terindah yang pernah kumiliki. (Anugerah Terindah – Sheila on 7). Barakallahulakum!
Yogyakarta, 29 Jumadil Akhir 1439