Dengar, aku bahkan ingin tertawa sebelum menceritakannya kepada kalian.

Sungguh tidak sabar aku ingin berbagi kisah menarik ini. Ini mengenai pengalaman seorang kawan yang sekarang berada satu kelas denganku. Dia gadis terheboh sedunia menurutku, setidaknya dibanding semua yang pernah aku temui. Kebiasaannya ialah membuat lelucon tidak sehat semacam:

“Kenapa dinosaurus nggak bisa tepuk tangan?”

Pertanyaan itu dilemparkan di tengah kesibukan anak-anak sekelas ketika sedang mengerjakan tugas. Tentu saja itu langsung mencuri perhatian kami yang sebelumnya merasa tenang dan tentram.

Ketika kami sekelas berusaha menjawabnya, semua dikatainya salah. Kemudian dengan kalimat praktis dan sederhana diungkapkan jawabannya “Karena dinosaurus sudah punah!” kemudian itu meruntuhkan segenap keyakinan kami. Sungguh-sungguh deh aku tidak tertawa untuk leluconnya. Tapi aku tidak bisa menahan tawa untuk kegaringannya yang seakan mencuri momen kami.

Jengkel juga menyia-nyiakan waktu bermanfaat demi mendapatkan jawaban seperti itu.

Begitulah dia. Nah, dan satu hal pasti lagi yang menjadi ciri khas terbaiknya. Gadis ini, tidak suka dibilang gendut. Yeah padahal.. mm.. sudahlah, anggaplah dia langsing sambil menyebut “Aamiin”.

Mmm haruskah kusebutkan namanya?

Aku tahu kalian mulai tertarik. Baiklah, namanya.. ah tidak usah ya, nanti dia malu.

Oke, oke.

Itu masih tahap perkenalan ya teman. Kisah utama tentangnya adalah yang begitu menarik untukku. Makanya aku putuskan untuk membuat entri baru ini.

Pengalaman luar biasa ini terjadi di kereta yang dikendarainya kemarin, yaitu jalur Kutoarjo-Jogja. Sepertinya ini adalah acara keluarga karena temanku mengatakan kalau ia bersama ayah dan ibunya. Hanya saja ketika duduk di bangku kereta api, ia mendapat tempat berbeda, terpisah dari keduanya.

Temanku itu mendapatkan bangku dengan seorang lelaki muda. Kemudian di seberang mereka juga terdapat dua pasang sejoli yang menurutnya ialah teman dari lelaki di sampingnya. Jujur saja aku hanya merasa ngeri ketika menerima ceritanya ini, maksudku di bagian “satu perempuan dan dua laki-laki” mereka pergi bersama. Sepertinya mereka juga seumuran. Mmm, terasa tidak enak di kerongkonganku, aku ingin menelan ludah rasanya… mmm… nah, baru saja kutelan.

Eh, hei aku belum mengatakan ya kalau kawanku ini jomblo. Tentu saja waktu melihat ada yang mesra-mesra di depannya dia merasa… begitulah. Sempat-sempatnya diabadikan momen kedua sejoli itu dalam kamera handphone-nya. Mungkin dia terlalu merasa sendiri dan kurang kerjaan.

Baiklah, alur ini sudah hampir sampai ke bagian puncak. Jadi hati-hati nanti kalian bisa histeris. Aku peringatkan ya. Waspadalah.

Dua pasangan yang ada di hadapan temanku itu sibuk bermesra-mesraan, makin lama makin rapat. Ah, aku juga semakin tidak enak menceritakannya. Intinya semakin lama semakin ganas. Mmm kejadian selanjutnya adalah… si lelaki menempatkan tas gadis itu di pahanya, kemudian tangan si perempuan entah apa dan bagaimana maksudnya di tempatkan di belakang tas tersebut.

Aku tidak berani memperjelas lagi. Tapi kalian tahu pasti: itu jorok.

Apa yang mereka lakukan? Sudah pasti.

(Tanpa mengubah alur cerita, aku ingin menambahkan beberapa hal yang sebenarnya terlepas dari kisah ini. Entah seberapa orang yang miris ketika membaca kejadian itu. Aku hanya berharap banyak. Temanku, aku pribadi merasa miris dengan adanya kejadian semacam itu di negeri ini. Aku malu, aku malu, aku.. tidak tahu bagaimana. Tapi aku hanya ingin berkata tanpa ragu, bahwa apapun yang terjadi, mulailah dari dirimu sendiri untuk tidak pernah lengah terhadap godaan jahat yang membuat kita jatuh pada kebodohan. Aku tahu jiwa dalam diri kita selalu punya keyakinan akan kebenaran. Hanya saja, mau hidup bahagia atau hidup memalukan?)

Temanku itu menangkap peristiwa menjijikan itu, dan karena pembawaannya maka kalian harus tahu apa yang dilakukannya.

Serentak diambilnya sandal kemudian dilemparkan pada kedua pasangan itu sambil berseru keras “Heh ojo mesum ning kene!” yang dalam bahasa Indonesia maksudnya: jangan mesum di sini. Aku bisa membayangkan ekspresi dan betapa kagetnya orang-orang di sana, khususnya dua pasangan yang dilempari sandal oleh temanku itu.

Yang aku lakukan ketika ia menceritakan bagian ini adalah tertawa terpingkal-pingkal.

Di sana, temanku itu mengeluarkan seluruh kata-kata ganasnya atau yang lebih dikenal dengan “misuh” kalau kalian tahu. Sungguh, orang-orang menjadi tercuri perhatiannya kala itu. Ayah temanku hanya bisa menenangkan anaknya, “Sabar, sabar…”.

Hal lain lagi yaitu ketika ada semacam koramil yang mendatangi mereka karena melihat adanya keributan. Temanku langung berdiri kala itu. Wah, aku merasa bangga karena temanku ini. Gadis yang tadi melakukan hal tidak senonoh itu kemudian menangis. Sungguh kalau bisa aku ingin minta maaf di depannya karena tertawa ketika mendengar cerita temanku ini. Maaf betul-betul deh!

Pengalaman ini jujur saja membuatku terharu, plus tertawa tidak habis-habis.

Tidak seperti bayanganku, dulu aku tidak berpikir punya teman keren begitu. Tapi ternyata sungguhan ini benaran luar biasa. Setidaknya dua pasangan sejoli itu akan berpikir seribu kali untuk mendapat rasa malu lagi.

Sepertinya sudah. Inilah cerita yang semoga menginspirasi dan bermanfaat. Bagaimana pembawaanmu, bagaimanapun dirimu, tentu saja akan selalu lebih baik kalau bisa membedakan benar dan salah. Apalagi berbuat untuk mencegah kesalahan tersebut.

(Mari bantu teman kita yang lupa arah, genggam tangannya dan ajak mendekat dan hadir di jalan kebenaran. Itupun kalau kalian juga tidak tersesat. Kalau iya, yuk cari jalan yang benar!)

Sederhananya, jadilah generasi terbaik dan terhebat dengan caramu sendiri. Bahkan meski harus menjadi pahlawan yang tidak terduga, lanjutkan!