Salam aktivis! Salam generasi emas Indonesia!

Beberapa waktu yang lalu, teman-teman kita yang duduk di kelas XII SMA/SMK/MA baru saja menuntaskan ujian terakhirnya sebagai jalan mencapai kelulusan. Sedangkan akhir-akhir ini mereka mungkin sedang disibukkan dengan agenda wisuda, persiapan masuk ke dunia perkuliahan, maupun ada juga yang mulai mengamati berbagai jenis pekerjaan yang tersedia. Nah, sebenarnya waktu-waktu seperti inilah yang lebih menonjol dibanding agenda saat Ujian Nasional (UN). Kegiatan-kegiatan pasca UN memang lebih banyak disorot, apalagi seusai pengumuman kelulusan yang kerap kali mengundang tindakan tak terduga oleh para pelajar yang hampir lulus itu.

Mmm, melirik Kota Yogyakarta sepertinya dapat menjadi salah satu objek yang menarik untuk ditengok. Sebagai ikon Kota Pelajar, kira-kira apa ya yang dilakukan oleh teman-teman “calon mantan” siswa di Yogyakarta?

http://jogjapos.com/wp-content/uploads/2015/05/OSIS-se-Kota-Yogyakarta-mengaktifkan-kembali-FKPO-untuk-mencegah-sentimen-negatif-di-kalangan-pelajar.jpg

Mungkin teman-teman pernah dengar yang namanya Forum Komunikasi Pengurus Osis (FKPO)? Wah, jangan bilang belum tahu ya. Hehehe. Sebenarnya di Kota Yogyakarta sendiri sudah ada nih organisasi FKPO, tetapi sempat mati suri untuk beberapa waktu. Tetapi dari beberapa teman pelajar 2015 lalu ada yang berinisiatif untuk membangkitkannya kembali karena menyadari bahwa adanya FKPO memberikan peran yang sangat mendukung.

Mengupas dari situs jogjapos.com, “FKPO sendiri adalah organisasi dibawah Dinas Pendidikan yang berfungsi sebagai pusat koordinasi antar OSIS se-Kota Yogyakarta”.

Nah, kenapa sih tiba-tiba jadi membahas FKPO?

Di tengah anggapan masyarakat mengenai pelajar yang terbiasa merayakan kelulusan dengan corat-coret seragam, pesta foya-foya, bahkan terkadang ada yang nyaris anarkis. Tetapi FKPO tahun 2016 ini berhasil mengusung kegiatan bermanfaat bernama “SUNGKEM 2016” yang dilaksanakannya bersama Student Care and Share (Stucash).

SUNGKEM 2016, apa ya? Penamaan kegiatan ini didasari filosofi kata “sungkem” yang artinya “berbakti”. Seperti tertera dalam situs jogja.tribunnews.com disebutkan kegiatan sosial ini bertujuan untuk mengajak siswa agar kembali peduli kepada masyarakat.

Dalam puncak kegiatan SUNGKEM, teman-teman gabungan SMA/SMK/MA se-Kota Yogyakarta 2016 mengadakan kegiatan syukuran dengan membagikan susu dan nasi bungkus di jalanan. Acara ini dilaksanakan pada 7 Mei 2016 lalu yang sebelumnya diawali dengan kegiatan berkumpul di depan kantor DPRD DIY. Sebelum ini pun terdapat kegiatan bakti sosial menyumbang seragam SMA yang merupakan salah satu rangkaian acara kegiatan SUNGKEM ini.

http://cdn-2.tstatic.net/jogja/foto/bank/images/bagikan-susu_20160508_074821.jpg

Menurut salah satu peserta dari SMAN 6 Yogyakarta, Zagarino Bima, kegiatan ini bisa menjadi salah satu usaha bertahap untuk perlahan menjauhkan teman-teman dari budaya corat-coret, konvoi, dan lain-lain. Kebetulan pada kegiatan Aksi Susu 2016 (Puncak Sungkem) ini SMA Negeri 6 Yogyakarta mendapatkan pos di perempatan Mirota, dan kegiatan ini berhasil menggerakkan teman-teman SMAN 6 untuk lebih memilih bersyukur dengan mengikuti kegiatan yang dirasa lebih bermanfaat.

Tidak hanya FKPO Kota Yogyakarta saja, ternyata kegiatan Bakti Sosial dalam rangka mewujudkan rasa syukur seusai kelulusan juga dilakukan oleh salah satu sekolah swasta unggulan di Jogja yaitu SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Kegiatan ini dilaksanakan di daerah Tepus, Gunung Kidul yang diawali dengan adanya pengajian bersama warga.

Bakti sosial tersebut dilaksanakan pasca kelulusan pada 7 Mei 2016 juga. Menurut salah satu siswi SMA Muhammadiyah 2, Syifa Rahma, kegiatan ini dapat mengalihkan teman-teman pelajar untuk tidak ikut konvoi semacamnya. “Waktunya cuma sehari, sampai full jam 21.30 baru pulang kami sampai Jogja. Karena mungkin kalau malam kan nggak bakal konvoi-konvoi dan anak-anak sudah capek juga,” ungkapnya.

Melihat bahwa faktanya sekarang permasalahan pelajar tidak hanya bersifat kenakalan melainkan sudah mulai beranjak ke kriminal, Syifa menjadi merasa prihatin. Ia menyampaikan pesan kepada teman-teman pelajar bahwa tugas kita sebagai orang yang menyadari pentingnya menjunjung tinggi kemanfaatan bersama, ialah untuk memperbaiki moral anak bangsa sebagai investasi generasi penerus bangsa.

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan teman-teman dari sekolah-sekolah di Kota Yogyakarta ini menjadi suatu kebanggaan yang perlu terus kita dukung. Hal ini menunjukkan adanya semangat positif yang diusung oleh teman-teman pelajar sebagai modal awal untuk generasi pembangun masa mendatang.

Salam generasi emas!